bergulir pelan menetes peluhku
hempas angin bibirku yang kering
teriknya gerak dan ku nikmati
sementara organku pun menolak
digerogoti racun-racun itu
terkapar sakit tubuh tak berdaya
perlahan redup di siang yang terang
apakah ini hari terakhirku
seribu tawon berdengung di telinga
ramai di kepala ternyata sepi
nada yang aku lupa ini sesuatu
guratan tinta inilah jejaknya
suara-suara itu menyapuku
ku ingin pejamkan mata, lupakan
nada yang aku lupa ini sesuatu
guratan tinta inilah jejaknya
arungi hitam dan putih duniawi (duniawi)
seiring waktu demi sebuah arti
seribu tawon berdengung di telinga (suara-suara)
ramai di kepala ternyata sepi
arungi hitam dan putih duniawi (oh lupakan)
seiring waktu demi sebuah arti
jalan hidup yang sepi, lupakan
jalan hidup yang sepi, lupakan